Madiun - Terpujilah wahai engkau, Ibu-Bapak guru. Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku. Masih ingat lagu Hymne Guru? Sang pencipta lagu, Sartono kini telah renta dan hidup sederhana dengan istrinya.Kediaman Sartono, terletak di Jalan Halmahera 98, Madiun, Jawa Timur, Jumat (16/9/2011). Rumah peninggalan orang tua Sartono itu merupakan bangunan lama berukuran 7x12 meter, dari tembok dan berdinding papan kayu, dengan ornamen jendela kayu berwarna hijau tua dan kuning.Dari luar, dinding papan kayunya dibiarkan berwarna kayu pudar, namun dicat hijau telur asin dari dalam dan diplitur. Di salah satu dinding ruang tamunya, terpampang belasan pigura penghargaan yang pernah diterima Sartono.Penghargaan itu antara lain dari beberapa Menteri Pendidikan Nasional seperti Darji Darmodiharjo, Yahya Muhaimin dan Bambang Sudibyo. Di dinding rumah itu, ada juga foto Sartono bersama artis Syahrini yang memang pernah menjenguk mereka.Hanya keponakan Sartono yang ada di rumah itu, Tri Ambarwati (45). Tri yang baru datang dari Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur itu baru datang kemarin di rumah Sartono, untuk menjaga rumah."Pak Sartono berangkat ke Jakarta dengan istrinya Bu Yanti (Ignatia Damijati), ditemani adik iparnya Bu Tiwi," ujar Tri.Tri mengatakan Sartono, Yanti dan tantenya Tiwi berangkat Jumat pagi ini ke Jakarta untuk menghadiri sebuah paguyuban. Tri mengatakan, Sartono sehari-hari hidup berlima di rumah itu, selain bersama istri dan adik iparnya, Tiwi, serta putra-putri adik iparnya, Gigih dan Ninis.Namun karena anak-anak adik iparnya sedang berkuliah di luar kota, maka sehari-hari Sartono hanya ditemani Yanti dan Tiwi.
Pasangan Sartono dan Yanti sendiri tidak memiliki anak.5 Tahun terakhir, menurut Tri, Sartono terkena penyakit tua. "Sakit tua, pikun," imbuhnya.Dia menambahkan, Sartono yang sudah hampir puluhan tahun pensiun mengajar dari SMK Bernardus setiap hari masih memainkan organ yang diletakkan di samping tempat tidurnya."Setiap main satu jam, namun bisa empat lima kali main. Bisa pagi, siang atau sore," tutur Tri.Selain masih memainkan lagu ciptaannya, Hymne Guru, Sartono juga suka memainkan lagu-lagu pop lawas, salah satunya Bengawan Solo karya Gesang. Untuk hidup sehari-hari, ujar Tri, Sartono terkadang masih dipanggil orang untuk mengajar les piano atau organ privat. Kadang-kadang juga diundang warga ke acara-acara sosial."Penghasilan tetap lainnya nggak ada," tutur Tri.Istri Sartono, Yanti, baru setahun pensiun mengajar dari SDN Klagen 02 Madiun. Sedangkan Tiwi, adik ipar Sartono, juga seorang guru negeri yang diperbantukan mengajar ke SMP swasta di Madiun.Mengenai penyakit pikun Sartono, juga dibenarkan oleh Produser Program Radio MS Tri FM Lisa Mandela. MS Tri FM pernah menggelar acara konser amal untuk Sartono pada Mei 2011 lalu. Penggalangan dana sampai akhir Juni 2011."Sakit pikun. Kalau ditanya kondisinya saat masa lalu Eyang bisa, tapi kalau di luar itu tidak ngeh," ujar Lisa ketika dihubungi detikcom hari ini.Hasil konser amal dan sumbangan yang dikumpulkan MS Tri FM, lanjut Lisa, sudah diserahkan ke pihak keluarga. Pihak MS Tri FM mengatakan kebutuhan hidup Sartono bisa diambil dari situ."Kalau misalkan butuh buat makan, renovasi rumah yang layak ya bisa diambil dari situ. Kita minta difotoin kebutuhan apa saja yang dibeli buat Eyang," ujar Lisa yang selalu berkomunikasi dengan adik ipar Sartono, Tiwi dan memanggilnya Budhe ini.source:detik
Pasangan Sartono dan Yanti sendiri tidak memiliki anak.5 Tahun terakhir, menurut Tri, Sartono terkena penyakit tua. "Sakit tua, pikun," imbuhnya.Dia menambahkan, Sartono yang sudah hampir puluhan tahun pensiun mengajar dari SMK Bernardus setiap hari masih memainkan organ yang diletakkan di samping tempat tidurnya."Setiap main satu jam, namun bisa empat lima kali main. Bisa pagi, siang atau sore," tutur Tri.Selain masih memainkan lagu ciptaannya, Hymne Guru, Sartono juga suka memainkan lagu-lagu pop lawas, salah satunya Bengawan Solo karya Gesang. Untuk hidup sehari-hari, ujar Tri, Sartono terkadang masih dipanggil orang untuk mengajar les piano atau organ privat. Kadang-kadang juga diundang warga ke acara-acara sosial."Penghasilan tetap lainnya nggak ada," tutur Tri.Istri Sartono, Yanti, baru setahun pensiun mengajar dari SDN Klagen 02 Madiun. Sedangkan Tiwi, adik ipar Sartono, juga seorang guru negeri yang diperbantukan mengajar ke SMP swasta di Madiun.Mengenai penyakit pikun Sartono, juga dibenarkan oleh Produser Program Radio MS Tri FM Lisa Mandela. MS Tri FM pernah menggelar acara konser amal untuk Sartono pada Mei 2011 lalu. Penggalangan dana sampai akhir Juni 2011."Sakit pikun. Kalau ditanya kondisinya saat masa lalu Eyang bisa, tapi kalau di luar itu tidak ngeh," ujar Lisa ketika dihubungi detikcom hari ini.Hasil konser amal dan sumbangan yang dikumpulkan MS Tri FM, lanjut Lisa, sudah diserahkan ke pihak keluarga. Pihak MS Tri FM mengatakan kebutuhan hidup Sartono bisa diambil dari situ."Kalau misalkan butuh buat makan, renovasi rumah yang layak ya bisa diambil dari situ. Kita minta difotoin kebutuhan apa saja yang dibeli buat Eyang," ujar Lisa yang selalu berkomunikasi dengan adik ipar Sartono, Tiwi dan memanggilnya Budhe ini.source:detik
0 comments:
Post a Comment