!-- Featured Slide 1 Code Start -->

20110827

24. Nabi Isa AS

Posted by Unknown On 09:14 No comments

Nabi Isa AS adalah anak Maryam. Sebelum kelahirannya, Maryam, ibunya tidak pernah mengalamai rasa malu terhadap keluarga dan masyarakat. Namun setelah ia hamil, semua orang menanyakan suaminya. Tentu maryam bingung untuk menjawabnya, sebab selama ini ia belum pernah bersuami.


Kenehan kelahiran anaknya tanpa ayah ini adalah untuk menunjukkan pada Bani Israil, sesungguhnya Allah dapat mewujudkan manusia tanpa ayah. Selain itu Allah menguji manusia apakah dengan kejadian itu bertambah percaya dan beriman atau sebaliknya. Tapi kenyataannya umat Isral malah mengakui bahwasanya Isa adalah anak Allah. Sungguh anggapan yang tidak masuk akal.



Pada tahun 622 Hijriyah, bertepatan dengan tahun lahirnya. Dari tahun itulah sehingga kini disebut tahun Masehi. Sudah diceritakan dalam Al Qur’an bahwasanya Maryam adalah perempuan yang suci dan tidak pernah keluar Mihrob. Namun kenyataannya ia hamil tanpa suami. Hal itu membuat pertanyaan tersendiri dari pihak keluarga maupun masyarakat sekitarnya.



Ketika itu Maryam sudah diasuh oleh pamannya yakni Nabi Zakaria dan berusaha tetap menjaga kesuciannya dengan cara mengurung di dalam kamar (Mihrob). Mihrob ini dikunci dari luar sehingga Maryam tidak dapat keluar, atau orang luar tidak dapat memasuki kamar Maryam.



Allah mengutus Jibril untuk mendatangi Maryam yang ada di dalam kamar. Malaikat Jibril menjelma sebagai perjaka dan masuklah ia ke kamar Maryam. Betapa terkejutnya ia ketika mengetahui ada perjaka yang sudah ada di dalam.



“Pergilah dari sini. Sesungguhnya aku berlindung kepada Allah atas kejahatan yang akan terjadi. Dan aku takut kepada-Nya,” kata Maryam menyuruh Jibril pergi sambil berdo’a kepada Allah. Karena mendengar rintihan Maryam yang takut akan kejahatan dan perbuatan maksiat, Jibril mengatakan siapa dirinya. Dan ia mengabarkan bahwasanya Maryam akan memperoleh seorang anak yang kelak menjadi nabi dan rasul.



Maryam mengandung



Selang beberapa lama setelah ia mendapatkan kabar dari Jibril, maka ia pun hamil. Bertambah hari kandungannya bertambah besar. Hal ini membuat pertanyaan tersendiri bagi keluarganya dan masyarakat. Orang-orang yang tidak senang denga ketaatannya menyebarkan berita bahwa Maryam hamil tanpa suami. Jika hamil tanpa suami adalah perbuatan tabu dan harus dikucilkan dari pergaulan. Begitulah sikap masyarakat pada Maryam.



Bagi kaum kafir, hal ini merupakan suatu kesempatan untuk meruntuhkan dan menghinakan kebaikan keluarganya sebab selama ini mereka tidak dapat leluasa akibat tekanan dari Nabi Zakaria.



“Hai Maryam, bukankah orang tuamu termasuk keluarga baik-baik dan taat. Mengapa kau melakukan perbuatan hina sehingga mencoreng keluargamu?” Meskipun mendapat pertanyaan seperti ini, Maryam tidak menjawabnya. Ia memilih diam daripada meladeni omongan dengan orang-orang kafir itu.



Ketika kandungannya sudah berusia 8 bulan, ia hijrah ke daerah lain. Kepindahannya adalah untuk menghindari cacian dan hinaan kaum kafir. Mengenai perjalanannya telah diterangkan dalam AL Qur’an surat Maryam: 22 ~ 23.



Isa Lahir dan Maryam membawanya ke Kampung Halaman



Setelah Allah mempermudah kelahirannya, Maryam merasakan kelaparan. Namun saat itu datanglah Jibril yang memberi tahu bahwa pohon kurma itu mengetahui kesulitannya. Jibril berpesan jika kelaparan maka tangan Maryam harus menggoyang pohon itu, niscaya kurma yang telah masak akan jatuh padanya. Dengan demikian ia tidak akan kelaparan lagi.



Begitu Allah memudahkan orang yang telah berbuat sabar. Setelah mampu ia untuk bangkit dan melihat anaknya telah tumbuh dengan pesat, ia membawanya pulang kampung. Semua orang yang mengetahuinya bertanya dengan nada mengejek. Namun Maryam hanya menjawab itu adalah kekuasaan Allah.



“Hai Maryam, mengapa kau membawa bayi yang tidak baik bagi tempat ini?” tanya mereka. “Jika engkau bertanya, tanyakan pada bayiku ini,” Jawab Maryam. “Bertanya pada bayi yang masih merah adalah perbuatan yang bodoh. Mana mungkin ia akan menjawab.” seru orang-orang kafir itu.



Kemudian berkatalah bayi Nabi Isa AS yang masih merah itu dengan izin Allah. Hal ini membuat kaum kafir itu terkejut dan percaya dengan ucapan Maryam. Perhatikan ucapan Nabi Isa dalam Al Qur’an surah Maryam 30 ~ 34.



“Berkata Isa: Sesungguhnya aku adalah hamba Allah, Dia memberi Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. (30) dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan ) zakat selama aku hidup. (31) dan berbakti kepada Ibuku dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka (32) dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. (34)”



Kenabian Isa AS



Ketika Nabi Isa berumur 30 tahun, Allah mengangkatnya menjadi rasul. Dengan demikian ia juga diangkat menjadi nabi yang ditugaskan untuk memberikan risalah agama yang dibawanya. Allah mengajarinya kitab Taurat dan Injil. hal itu sesuai dengan firman Allah dalam surah Ali Imron: 48 ~ 49.



Seperti nabi-nabi lainnya, maka Isa juga diberi mukjizat oleh Allah sebagai tanda kenabiannya. Mukjizat nabi Isa AS ialah bisa berbicara selagi masih bayi, menyembuhkan penyakit, menghidupkan orang yang telah mati, membuat burung dari tanah dan mendapat makanan yang turun dari langit.



Setelah ia diangkat menjadi nabi, maka iapun melakukan dakwahnya. Seperti kebanyakan nabi-nabi sebelumnya, ia pun menyerukan agar beriman kepada Allah dan mempercayai kenabiannya. Ada pula yang menentang ajarannya dan ada pula yang mengikutinya. Demikianlah nabi Isa dalam melakukan dakwahnya yang disertai dengan bukti-bukti kebesaran Allah.



Nabi Isa Wafat



Nabi Isa AS juga disebut Jesus. Kalangan orang awam mengatakan bahwa nabi Isa wafat disebabkan pembunuhan yang dilakukan oleh murid-muridnya. Padahal sebenarnya nabi Isa tidak terbunuh dalam peristiwa itu. Orang yang disalib oleh murid-muridnya ialah orang yang murtad.



Ketika ia menyebarkan isu yang bukan-bukan dan bertujuan untuk memcah belah kaumnya dengan Nabi Isa, Tuhan tidak merelakan dan membiarnya nabi_Nya hendak dibunuh oleh orang-orang itu. Allah mengangkat jiwa dan raganya dari muka bumi dan murid yang murtad tadi wajahnya disamakan dengan wajah nabi Isa AS. Sehingga kawan-kawannya tidak mengetahui bahwa yang disalib itu bukan Isa AS. Bacalah surah Ali Imron: 55 tentang kisah di atas.



Sebagian ahli tafsir mengartikan kata-kata WA ROOFI’UKA ILAYYA ialah Allah mengangkat nabi Isa seluruh tubuhnya. Bukan hanya sukmanya saja, melainkan keseluruhan.
source

0 comments:

Post a Comment