!-- Featured Slide 1 Code Start -->

20110731

Fiqih Ramadhan

Posted by Unknown On 21:08

PENGERTIAN PUASA: Menahan diri dari perkara-perkara tertentu dengan niat, dari terbit fajar kedua/subuh hingga terbenam total matahari.

HIKMAH PUASA, antara lain:
a.    Melatih sifat jujur dan amanah, sebab puasa adalah rahasia antara hamba dengan Allah subhanahu wata’ala
b.    Melatih sifat sabar dan pengendalian diri, sebab puasa melemahkan jalan syaitan
c.    Membiasakan zuhud terhadap dunia
d.    Menumbuhkan kasih sayang kepada orang-orang miskin
e.    Memberi manfaat kesehatan

ORANG YANG WAJIB PUASA:
Islam, baligh, berakal (waras), mampu, muqim, sehat.

ADAB-ADAB PUASA:
1.    Makan sahur
2.    Makan sahur dengan kurma
3.    Menunda makan sahur hingga akhir waktu
4.    Menyegerakan berbuka
5.    Berbuka dengan ruthab (kurma segar), atau tamr (kurma kering), atau air putih
6.    Do’a ketika sedang puasa dan setelah berbuka
7.    Menjaga diri dari segala bentuk maksiat dan dosa
8.    Shadaqah
9.    Membaca Al Qur’an
10. Bersungguh-sungguh dan meningkatkan ibadah pada sepuluh terakhir Ramadhan
11.    I’tikaf
12.    Siwak
13.    Tidak berlebih-lebihan dalam berkumur atau membasuh hidung ketika berwudhu’
14.    Tidak mendahului Ramadhan dengan puasa nafilah satu atau dua hari

RUKUN-RUKUN PUASA:
1.    Niat. Untuk puasa wajib, harus niat sebelum masuk waktu shalat subuh
2.    Tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa

PEMBATAL-PEMBATAL PUASA:
1.    Riddah (keluar dari agama Islam)
2.    Makan dan minum dengan sengaja
3.    Jima’
4.    Keluarnya mani dengan sengaja
5.    Keluarnya darah haid atau nifas
6.    Obat atau suntikan yang dapat mengganti fungsi makanan, termasuk transfusi darah
7.    Muntah dengan sengaja
8.    Keluarnya darah dalam jumlah banyak secara sengaja: hijamah, donor darah, dll

BUKAN PEMBATAL PUASA:
1.    Celak mata
2.    Obat tetes mata atau hidung atau telinga
3.    Parfum dan wangi-wangian
4.    Suntikan pengobatan
5.    Keluarnya madzi
6.    Debu atau lalat terbang yang masuk ke tenggorokan dan tertelan
7.    Obat hirup
8.    Obat kumur
9.    Obat pada luka
10.  Menelan air liur atau dahak biasa
11.  Keluar sedikit darah, seperti luka atau pemeriksaan golongan darah
12.  Pembatal-pembatal puasa yang dilakukan tanpa sengaja

ORANG-ORANG YANG TIDAK BERPUASA:
A.   Kewajibannya adalah qadha’ (mengganti dengan puasa setelah Ramadhan sejumlah hari-hari yang dia tinggalkan)

1.    Orang sakit sementara yang ada kemungkinan sembuh
2.    Pingsan
3.    Musafir
4.    Haidh
5.    Nifas
6.    Orang yang sengaja membatalkan puasa karena uzdur syar’i
7.    Wanita menyusui yang tidak puasa karena khawatir terhadap kondisi dirinya atau kondisi dirinya bersama bayinya (ket: ketetapan tidak mampu dapat lewat pengalaman atau pengamatan langsung kondisi ibu atau keterangan dokter terpercaya)
8.    Wanita hamil yang meninggalkan puasa karena khawatir terhadap kondisi dirinya atau kondisi dirinya bersama janinnya (ket: sda.)

B.    Kewajibannya adalah ith’aam (mengganti dengan memberi makan satu orang miskin sejumlah hari-hari yang dia tinggalkan)
1.    Orang lanjut usia
2.    Orang sakit permanen yang kecil kemungkinan untuk sembuh

C.    Kewajibannya adalah qadha’ dan ith’aam sekaligus
1.    Wanita menyusui yang tidak puasa karena khawatir terhadap kondisi bayinya (ket: sda.)
2.    Wanita hamil yang tidak puasa karena khawatir terhadap kondisi janinnya (ket: sda.)
D.    Kewajibannya adalah tobat dan kaffarah (memerdekakan budak atau puasa dua bulan berturut-turut atau ith’aam 60 orang miskin): jima’
E.    Tidak berdosa: puasa anak kecil yang mumayyiz tapi belum baligh (dewasa)

BEBERAPA KASUS:

1.    Yang afdhal bagi musafir yang tidak menemui kesulitan apapun dalam melaksanakan puasa adalah yang lebih mudah bagi dirinya, antara puasa dan meninggalkannya dengan qadha’

2.    Sopir atau pelaut:
(a)    Bagi bujangan atau orang yang membawa serta keluarganya, dia wajib puasa. Karena perjalanannya tidak terputus
(b)    Bagi orang yang memiliki keluarga tapi tidak dibawanya serta, dia boleh puasa dan boleh juga tidak dengan qadha’ (Fatwa Syekh Abdul ‘Aziz b. Baz)

3.    Obat penunda haidh boleh digunakan, tapi tidak dianjurkan. Hal ini mengingat tidak sepinya obat-obatan kimiawi umumnya dari efek negatif bagi kesehatan

4.    Orang yang bangun subuh dalam keadaan junub, tidak mengapa menunda mandi hingga masuk waktu shalat subuh. Dengan tetap melaksanakan shalat subuh berjamaah di mesjid.

5.    Orang mimpi basah di siang hari tidak batal puasanya

6.    Orang yang udzurnya hilang di tengah hari puasa, melanjutkan puasanya. Contoh: suci dari haidh, masuk Islam, mukim setelah safar, dll.

7.    Qadha’ yang tertunda hingga melewati Ramadhan berikutnya:
(a)    Bila dengan udzur, cukup diganti dengan qadha’ saja
(b)    Tanpa udzur syar’I, disamping qadha’ juga ith’aam

8.    Satu-satunya puasa yang ahli waris dianjurkan untuk mempuasakan orang yang telah meninggal adalah puasa nadzar

9.    Satu kali niat untuk satu bulan cukup untuk puasa Ramadhan

SALAH PAHAM DALAM RAMADHAN: al. imsak atau berpuasa sebelum masuk waktu shalat subuh
Wallahu ta’ala a’laa wa a’lam

Maraji’:
Abdullah b. Abdul Rahman Al Bassam, Taudhihul Ahkam min Bulughil Maram.
Shalih b. Fauzan Al Fauzan, Al Mulakkhashul Fiqhiy.
As Sayyid Sabiq, Fiqhus Sunnah.
Hai’ah Kibaril ‘Ulama bil Mamakatil ‘Arabiyatis Su’udiyyah, Al Buhuts Al ‘Imiyyah.

kesalah pahaman di bulan ramadhan

Posted by Unknown On 20:46

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan.Kedatangannya  senantiasa  dinanti-nantikan  kaum muslimin di seluruh penjuru dunia.

Namun pada kenyataannya di sana-sini masih kita jumpai beberapa kesalahan –baik yang kita sadari atau tidak- sudah membudaya dan dianggap sebagai amalan yang benar dalam bulan Ramadhan namun pada hakekatnya keliru, diantaranya adalah :
1. Melafazhkan niat puasa
Tidak ada dalil yang menjelaskan disyari’atkannya melafazhkan niat puasa, karena hakekat dari niat adalah berangkat dari lubuk hati yang ikhlas dan kesanggupan untuk melaksanakan syari’at Allah, dan bukan di lisan, walaupun manusia menganggap hal tersebut sebagai suatu perbuatan baik. Syaikh Abdul Aziz  bin Baz –rahimahullahu- berkata: “Melafazhkan ni’at termasuk bid’ah, sebab tidak pernah ada riwayat dari Nabi صلى الله عليه وسلم dan seorang shahabat pun. Maka meninggalkan-nya adalah wajib sebab tempat niat adalah di dalam hati dan sama sekali tidak diperlukan lafazh niat” (Lihat. Fatawa Islamiyah 1:314)

2. Sahur sebelum waktunya
Seorang muslim disunnahkan untuk makan sahur mengikuti sunnah Rasulullah صلى الله عليه وسلم, yaitu pada akhir waktu menjelang adzan subuh karena kata “Sahur” berasal dari kata ÓóÍóÑó yang artinya akhir malam, menjelang subuh bukan pada awal-awal malam.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :
“Hendaknya kalian makan sahur, karena ia adalah makan pagi yang berberkah” (HR. Nasa’i)

3. Menetapkan waktu imsak sebelum waktu fajar
Masyarakat muslim dewasa ini beranggapan bahwa  imsak  adalah tidak boleh makan dan minum beberapa menit sebelum waktu shubuh, ini adalah anggapan yang keliru, bahkan kekeliruan ini semakin besar dengan menentukan waktu imsak dan membuat jadwal tertentu sebelum waktu fajar shadiq. Mereka berdalilkan perkataan Zaid bin Tsabit ÑÖí Çááå Úäå, ketika beliau ditanya oleh  Anas bin Malik tentang interval waktu antara adzan dan  sahur Rasulullah صلى الله عليه وسلم , ia berkata:
“Kira-kira seperti lamanya membaca 50 ayat Al Qur’an” (HR. Bukhari dan Muslim)

Padahal hadits di atas bukanlah batasan terakhir untuk makan sahur akan tetapi hanyalah penjelasan tentang kebiasaan Nabi صلى الله عليه وسلم menghentikan sahur, dengan kata lain masih dibenarkan untuk makan sa-hur kurang dari waktu tersebut, hal ini  berdasarkan firman Allah  سبحانه وتعلى :
“Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam (yaitu) fajar (subuh)”. (QS. Al Baqarah : 187)

dan dalam hadits, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: 
“Jika salah seorang dari kalian mendengar adzan padahal gelas ada di tangannya, janganlah ia letakkan hingga ia memenuhi hajatnya (memi-numnya)” (HHR. Abu Daud, Hakim dan Ahmad)

4. Sering meludah karena takut batal
Tidak ada dalil yang menyatakan batalnya puasa seseorang karena menelan ludah, bahkan dengan seringnya meludah dapat mengotori tempat dan mengundang lalat hingga menimbulkan banyak penyakit.

5. Berpuasa tapi meninggalkan shalat
Barangsiapa berpuasa tapi mening-galkan shalat berarti ia meninggalkan rukun terpenting dari rukun-rukun Islam setelah tauhid. Para shahabat memandang orang yang meninggalkan shalat hukumnya kafir. Dan sebagaimana dike-tahui orang kafir tidak diterima amalan-nya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :
"Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat, barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir" (HR. Ahmad dan para penulis kitab Sunan)

Karena itu sudah sepantasnya seorang yang meninggalkan shalat menjadikan Ramadhan sebagai moment yang tepat baginya untuk bertaubat dan melaksana-kan shalat secara kontinyu baik di bulan yang suci ini maupun di bulan-bulan lain-nya.

6. Melakukan hal-hal atau kegia tan-kegiatan yang mengundang syahwatnya.
Seseorang yang mengeluarkan mani tanpa berjima’ baik lewat onani ataupun hal-hal lain yang memancing syahwatnya seperti menonton atau membaca maka puasanya pada hari itu batal dan diwajib-kan atasnya untuk mengqadhanya (me-ngganti puasa yang batal tersebut) pada hari lain setelah Ramadhan.

Syaikh Shalih Al Utsaimin mengatakan, bahwasanya apabila seseorang bermimpi basah pada saat berpuasa maka tidak ada sanksi baginya, karena mani yang keluar bukan atas keinginannya, bahkan keluarnya mani tersebut tanpa ia sadari, sedangkan bagi yang sengaja mengeluar-kan mani dengan onani, maka sesung-guhnya ia berdosa besar kepada Allah  سبحانه وتعلى, sehingga hal itu menyebabkan puasa-nya batal dan wajib baginya untuk meng-qadha dan bertaubat dengan benar (Lihat. Majalis Syahri Ramadhan hal:160)

7. Anggapan puasa batal ketika keluar darah walaupun hanya sedi-kit.
Tidak ada dalil yang secara jelas menjelaskan bahwa keluarnya darah dari anggota tubuh selain haid, nifas dan berbekam dapat membatalkan puasa, dan hal ini tidak bisa dikiaskan dengan hadits: 
“Berbuka puasa orang yang berbekam dan yang dibekam” (HHR. Tirmidzi dan Abu Daud)
karena hadits ini hanya dikhususkan pada saat berbekam, adapun keluarnya darah yang tidak banyak; baik karena luka, mimisan atau lainnya, maka tidaklah membatalkan puasa. -Wallahu A’lam-

8. Berkata-kata dusta saat berpuasa
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :
“Barangsiapa yang tidak meninggal-kan kata 'zuur' dan beramal dengan-nya maka tidak ada keperluan bagi Allah  untuk memberinya ganjaran pahala terhadap makanan dan minu-man yang ia tinggalkan (puasanya)” (HR. Bukhari dan Muslim)

Imam At Thibi menjelaskan hadits ini: “kata-kata zuur adalah kata-kata bohong dan dusta yaitu barangsiapa yang tidak meninggalkan kata-kata yang bathil baik ia berupa kata-kata yang me-ngandung kekufuran, saksi palsu, mem-fitnah, menceritakan kejelekan orang lain (ghibah), berdusta, menuduh, mencela, melaknat dan semisalnya dari perkataan-perkataan yang diwajibkan atas setiap orang untuk menjauhinya dan diharam-kan baginya untuk melakukannya”. (Lihat. Tuhfatul Ahwadzi 3:320)

9. Banyak tidur dan melakukan per-buatan yang sia-sia
Ada diantara kaum muslimin yang menjadikan bulan suci ini sebagai bulan untuk tidur dan bermalas-malasan atau dengan melakukan perbuatan-perbuatan sia-sia seperti main catur, kartu domino, nonton TV, bermain Game, mendengar musik dan semacamnya dengan dalih untuk menghilangkan kejenuhan sambil mengisi waktu luang menunggu waktu berbuka puasa, padahal akan jauh lebih bermanfaat apabila ia mengisi waktu lowong tersebut dengan membaca Al Qur’an, mendengarkan kajian-kajian Islam atau membaca buku-buku agama.

Orang yang banyak melakukan tidur di bulan Ramadhan melandaskan perbua-tannya dengan sebuah hadits dhaif yaitu:
“Tidurnya orang yang berpuasa ada-lah ibadah”
Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Mandah dari Ibnu Umar dan Imam Al Baihaqi dari Abdullah ibnu Abi Aufa. Hadits ini adalah dhaif. Al Hafizh Al Iraqi juga mendhaifkan hadits ini dalam takhrij beliau terhadap kitab Ihya’ Ulumuddin karya Al Ghazali.

10. Membaca Al Qur’an hanya pada bulan Ramadhan
Sebagian dari kaum muslimin yang bisa membaca Al Qur’an hanya mengkhu-suskan membaca Al Qur’an pada bulan Ramadhan saja, dan apabila bulan puasa telah usai, ia tutup Al Qur’an tersebut dan meletakkannya di lemari atau di ruang tamunya sebagai hiasan. Hal ini biasa terjadi pada mereka yang mampu membaca Al Qur’an, lalu bagaimana hal-nya dengan orang yang tidak bisa mem-baca Al Qur’an sama sekali ?? padahal Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah menjanjikan pahala yang banyak bagi orang yang rajin mem-baca Al-Qur’an dalam sabdanya:
“Barang siapa yang membaca Al Qur’an, maka setiap huruf yang ia baca akan diberikan ganjaran pahala sebanyak sepuluh pahala, saya tidak katakan bahwa Alif Lam Mim itu satu huruf, akan tetapi Alif itu satu huruf, Lam itu satu huruf dan Mim itu satu huruf” (HR. Tirmidzi)

11. Membaca do’a berbuka puasa berlandaskan hadits lemah
Diantara do’a berbuka puasa yang didasarkan pada hadits-hadits yang dhaif (lemah) yang banyak tersebar pada kaum muslimin adalah :
“Ya Allah hanya kepadaMu-lah saya berpuasa dan atas rizkiMu-lah saya berbuka puasa” (HDR. Abu Daud)
Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid me-ngatakan: “Sanad hadits ini dhaif” (Lihat.  Tashih Ad Du’a hal. 507)

Syaikh Al Albani berkata: “Sanad hadits ini dhaif, karena disamping hadits ini mursal, terdapat pula di dalamnya se-orang rawi yang majhul (tidak dikenal) yaitu Mu’adz (bin Zuhrah)” (Lihat. Irwa’ Al Ghalil 4:38)

Adapun lafadz do’a berbuka puasa yang hendaknya di amalkan, karena didasar-kan pada hadits hasan (baik) adalah :

“Telah hilang dahaga, telah basah urat-urat dan telah ditetapkan pahala Insya Allah” (HHR. Abu Daud)

12. Membaca do’a berbuka puasa tidak pada tempatnya
Kebanyakan dari kaum muslimin membaca do’a tadi sebelum mencicipi makanan atau minuman padahal lafazh do’a tersebut menunjukkan fi’il madhi (kata kerja lampau atau telah dikerja-kan), hingga tidak mungkin dikatakan telah hilang dahaga apabila belum makan atau minum.
    
Adapun bacaan yang dibaca sebelum berbuka puasa adalah membaca basmalah yaitu “Bismillah”, hal ini berdasarkan keumuman hadits Nabi صلى الله عليه وسلم :

“Apabila salah seorang dari kalian makan makanan maka ucapkanlah “Bismillah” (HR. Tirmidzi)

Semoga dengan mengetahui hal-hal di atas, ibadah puasa kita di bulan suci Ramadahan ini akan menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya dan kita akan mendapatkan derajat taqwa di sisi-Nya.Wallohul Muwaffiq.(Al Fikrah)
source

Manajemen waktu di bulan Ramadhan

Posted by Unknown On 20:25

Hari-hari Ramadhan adalah rentang waktu berlipat pahala yang tidak ada batasnya. Jam-demi jamnya adalah rangkuman kasih sayang Allah Ta’ala kepada haba-hambanya. Menit demi menit adalah hembusan angin surga yang menyejukkan. Detik-demi detiknya adalah kesempatan yang tidak ternilai dalam bentangan umur kita.

Karena itu mengagendakan kegiatan selama Ramadhan menjadi sangat penting. Melalui hari-harinya dengan amal harus menjadi tekad kita semua. Berikut ini agenda yang bersifat usulan sekaligus nasehat bagaimana menata waktu-waktu kita di bulan Ramadhan.

Dari Sahur Sampai Subuh
Upayakan  bangun sebelum fajar, sekitar pukul 04.00 pagi. Ini adalah waktu sepertiga akhir malam terakhir yang istimewa. Qiamullaillah meski hanya dua rakaat!. Jangan lupa bangunkan  keluarga anda  untuk shalat malam. Apabila Umar bin Khatthab baangun beliau segera membangunkan keluarganya untuk shalat. Ia berseru: “Shalat, shalat! Seraya membacakan ayat ini “Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang memberi rezki kepadamu”(QS.Thaha:132)

Mungkin banyak di antara kita yang melalaikan waktu yang berharga ini dengan alasan malamnya sudah melaksanakan shalat tarawih. Padahal mestinya waktu-waktu sepertiga akhir malam harus tetap  bisa dihidupkan lebih banyak  dari pada bulan-bulan yang lain.
Setelah itu kita bersahur karena memang sahur adalah sunnah Rasulullah. Jangan lupa banyak beristghfar dan berdo’a sebab waktu-waktu ini adalah waktu istijabah.

Setelah Shalat Subuh
Berhati-hatilah dari terpaan rasa kantuk. Berusahalah tidak tidur dalam ruas waktu setelah subuh hingga terbit matahari. Para Salafus shalih sangat tidak menyukai tidur pada waktu itu.

Ibnul Qayyim dalam Madaarijus Salikin mengatakan, “di antara tidur yang tidak disukai menurut mereka adalah tidur antara shalat shubuh dan terbitnya matahari, karena waktu untuk memperoleh hasil bagi perjalanan ruhani, pada saat itu terdapat keistimewaan besar, sehingga andai merekapun melakukan perjalanan (kegiatan) semalam suntuk pun, belum tentu bisa menandinginya.”Karena itu duduklah berdzikir sesudah shalat subuh, dan bertahanlah dari rasa kantuk. Karena kebiasaan akan terbentuk setelah melalui tiga hari dengan ritme yang berbeda. Selanjutnya kita tidak lagi merasakan kantuk sedahsyat sebelumnya, insya Allah.

Setelah itu shalatlah dua rakaat begitu matahari terbit. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda,”Barang siapa yang shalat subuh berjamaah, kemudian tetap duduk berdzikir sampai terbit matahari, kemudian shalat dua rakaat, maka ia seakan-akan memperoleh pahala haji dan umrah (HR.Tirmizi, dishahihkan Al-Albani)

Saat Bekerja
Di antara kita banyak yang memiliki rutinitas mencari nafkah dan belajar di bulan Ramadhan. Bekerjalah dengan tetap bersemangat dan teliti. Selingilah waktu kerja-kerja kita dengan tetap berdzikir dan tidak meninggalkan shalat lima waktu berjamaah di masjid-masjid kaum muslimin. Teruslah berupaya menambah amal-amal sunnah yang bisa dilakukan saat bekerja. Seperti mengajak orang kepada kebaikan, bersedekah, ikut berkonstribusi dalam pelaksanaan kegiatan dakwah di masjid kantor pada bulan ramadhan. Atau kita aktif melarang kemungkaran, misalnya dengan mencegah orang berghibah,mengadu domba dll.

Pertengahan Siang
Berusahalah untuk tetap istirahat sekitar 15 hingga 30 menit menjelang atau sesudah Dzuhur. Istirahat atau tidur pada rentang waktu  ini disebut dengan qailulah. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan para salafus shalih biasa melakukan qailulah ini. Qailulah ini adalah merupakan simpanan energi bagi mereka yang gemar melakukan qiamullail. Waktunya mungkin tidak lebih dari setengah jam, tapi manfaatnya sangat terasa ketika kita bangun qiamullail

Waktu Shalat Ashar

Shalatlah berjamaah di masjid. Ingatlah lipatan pahala di bulan ini. Bila usai shalat dan pekerjaan anda sudah selesai. Luangkanlah waktu anda membaca. Di sampaing membaca al-Qur’an tentunya, bacalah juga buku-buku islam dengan tema yang beragam. Misalnya tentang tema tazkiyatun nafs, sirah nabawiyah, pergerakan islam dll. Atau jika anda lelah tetaplah berusaha menambah ilmu anda dengan mendengar muhadharah ilmiah melaluai kaset-kaset  atau alat rekaman lainnya. Lakukanlah hal ini sampai menjelang berbuka puasa. Menjelang buka jangan lupa membaca dzikir sore sambil tetap banyak berdo’a, sebab  do’a orang yang berpuasa tidak tertolak.

Waktu Maghrib
Setelah seharian penuh kita menahan lapar dan dahaga, maka tibalah saatnya kita untuk berbuka. Bersyukurlah secara lebih mendalam kehadirat Allah Ta’ala karena kita diberikan karunia untuk dapat menyelesaikan hari dengan berpuasa. Jangan lupa berdo’a dengan khusyu’ ketika berbuka, berbukalah dengan tegukan-tegukan air manis diiringi dengan kesyukuran di dalam hati. Sebaiknya kita tidak segera berbuka dengan makanan berat, kerena  kita akan melaksanakan shalat maghrib berjamaah di Masjid. Usai berjamaah, lanjutkan dengan makanan berat dan akan lebih baik bila kita menundanya usai shalat Tarawih berjamaah karena lebih memudahkan kita untuk menghindari ngantuk sehingga kita menjadi khusyu’ dalam shalat. Dan jangan lupa makanlah secukupnya saja.

Waktu Isya
Bersegera menunaikan shalat Isya dan Tarawih di Masjid, berusahalah untuk disiplin, apapun keadaaannya. Jika harus terhalangi oleh kegiatan yang sangat mendesak, lakukan shalat Tarawih segera setelah kegiatan kita selesai. Sebaiknya kita menyempurnakan shalat Tarawih bersama imam, agar kita termasuk orang-orang yang menghidupkan Ramadhan dengan shalat malam. Rasulullah Shallallahu a’laihi Wasallam bersabda, yang artinya :”Siapa saja yang shalat Tarawih bersama imam hingga selesai, akan ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk.” (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah). Lakukanlah hal ini terus menerus sepanjang 20 hari pertama bulan Ramadhan. Untuk kaum Muslimah tentu saja agenda ini dapat dilakukan di rumah. Ingat juga, agar kita lebih banyak melakukan tilawah Al-Qur’an dan memprogramkan untuk hatam minimal sekali dalam bulan ini.(Al Balagh) 

Shalat Tarawih

Posted by Unknown On 20:19

Salah satu amalan yang dianjurkan pada   bulan    Ramadhan  adalah shalat tarawih atau shalat lail. Allah سبحانه وتعلى  berfirman: Hai orang-orang berselimut, laksanakanlah qiyamullail di malam hari kecuali sedikit dari padanya (QS. Al Muzzammil : 1 - 2)

DEFENISI
Shalat tarawih adalah shalat lail/ tahajjud yang dikerjakan pada bulan Ramadhan. Shalat lail mempunyai banyak nama yang disebutkan para ulama berdasarkan dalil-dalil dari Al-Quran dan As-Sunnah, diantara-ya adalah Qiyamullail, shalat tahajjud, shalat witir, qiyam ramadhan dan shalat tarawih. Berkata Al Hafizh Ibnu Hajar رحمه الله ketika menjelaskan perkataan Imam Al-Bukhari: Kitab Shalat At-Tarawih dalam kitab shahihnya, Dan At-Tarawih adalah bentuk jama dari Tarwihah (ترويحة ) yang berarti istirahat yang satu kali seperti salam yang satu kali dalam shalat.

Tidak didapatkan seorangpun dari ulama salaf yang mempermasalahkan penamaan/ istilah shalat tersebut ditinjau dari segi bahasa. Hal ini disebabkan kaedah yang dikenal diantara mereka (tidak ada pertentangan/ perdebatan dalam hal istilah). Karenanya sangat-lah mengherankan apabila ada orang di akhir zaman mencoba memperma-salahkan dan menggugat istilah shalat tarawih, padahal ulama dahulu telah menamakannya demikian Wallahul Mustaan.

Hukum Dan Fadhilah  Shalat Tarawih
Shalat lail merupakan salah satu diantara shalat sunnah yang hukum-nya sunnah muakkadah yang sangat ditekankan untuk dilaksanakan, dan dia merupakan shalat sunnah yang paling afdhal. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
Shalat yang paling afdhal sesudah shalat wajib adalah shalat lail. (HR. Muslim)

Karena itu shalat lail pada bulan Ramadhan yang dikenal dengan shalat tarawih, lebih dianjurkan dan dikuatkan hukumnya dari bulan-bulan lainnya karena dikerjakan pada bulan yang paling afdhal. Abu Hurairah رضي الله عنه berkata bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengan-jurkan (untuk melaksanakan) qiyam ramadhan namun Beliau  tidak mewajibkan atas kaum muslimin, Beliau صلى الله عليه وسلم bersabda :
Barang siapa yang menegakkan qiyam ramadhan/ shalat tarawih dengan dasar iman dan ikhlas (mengharapkan pahala) maka diampuni baginya dosa yang telah lampau. (HR. Bukhari dan Muslim)

Disyariatkannya Shalat Tarawih Secara Berjamaah
Salah satu dalil khusus tentang keutamaan shalat tarawih dikerjakan secara berjamaah adalah qaul (per kataan) dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم sebagaimana yang disebutkan oleh hadits Abu Dzar رضي الله عنه berkata: Kami telah berpuasa (pada bulan Ramadhan) dan Rasulullah صلى الله عليه وسلم belum pernah shalat bersama kami, hingga tersisa tujuh malam dari bulan Ramadhan lalu Beliau shalat bersama kami hingga lewat sepertiga malam, kemudian Beliau tidak shalat bersama kami pada malam berikutnya dan Beliau shalat bersama kami pada saat lima malam terakhir pada bulan Ramadhan hingga lewat perte-ngahan malam, lalu kami berkata: Wahai Rasulullah seandainya engkau menambah (shalatmu) kepada kami dari sisa seperdua malam ini, maka Beliau bersabda:
 
Sesungguhnya barang siapa yang shalat bersama Imam hingga selesai maka di-catat baginya (seperti) dia shalat tarawih  semalam penuh (HR. Abu Daud, Tirmi dzi, Nasai, Ibnu Majah, berkata Al  Albany: Seluruh sanadnya shahih)
Dalil tadi menunjukkan kepada kita bahwa shalat tarawih afdhal dila-kukan secara berjamaah di masjid, adapun yang menyebabkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم kadang meninggalkannya itu disebabkan kekhawatiran Beliau jika akan diwajibkan kepada ummatnya yang akan memberatkan mereka sebagaimana disebutkan dalam hadits: 
Akan tetapi (yang menyebabkan saya tidak mengerjakan shalat tarawih ber-jamaah secara terus menerus) karena saya khawatir akan diwajibkan atas kalian shalat lail (secara berjamaah) lalu kalian tidak sanggup melaksanakan-nya (HR. Bukhari dan Muslim).

Waktu Shalat Tarawih
Waktu shalat tarawih/ lail adalah sesudah shalat Isya hingga terbit fajar.
Sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم:
 
Sesungguhnya Allah سبحانه وتعلى menambah untuk kalian satu shalat yaitu witir, maka shalat witirlah antara (sesudah) shalat isya hingga (masuknya) shalat subuh. (HR. Ahmad).

Dan afdhalnya jika dikerjakan pada akhir malam namun jika terjadi masalah antara shalat di awal malam secara berjamaah ataukah shalat di akhir malam secara sendiri, maka shalat di awal malam secara ber-jamaah lebih afdhal, demikian pendapat Imam Ahmad رحمه الله Wallahu Alam.

Jumlah Rakaat Shalat Tarawih
umlah rakaat shalat tarawih tidak ada batasannya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
Shalat lail itu dua rakaat, dua rakaat..." (HR. Bukhari dan Muslim) Namun afdhal dengan sebelas rakaat dengan tetap memperbanyak bacaan tiap rakaat dan jika tidak mampu, maka afdhal memperbanyak rakaat.

Aisyah رضي الله عنها  berkata :
Adalah Rasulullah صلى الله عليه وسلم tidak pernah menambah di bulan Ramadhan dan bulan yang lainnya dari 11 rakaat (HR. Bukhari dan Muslim)

Namun khabar dari Aisyah  رضى الله عنها ini tidaklah merupakan batasan mak-simal shalat tarawih yang tidak boleh ditambah, karena khabar tersebut sekedar menceritakan tentang jumlah rakaat yang selalu dikerjakan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم dan adalah Beliau صلى الله عليه وسلم jika me-ngerjakan suatu shalat selalu melaksa-nakannya secara dawam (kontinyu) sebagaimana yang disebutkan oleh Aisyah رضى الله عنها.
     
Dan Nabi صلى الله عليه وسلم sendiri tidak pernah membuat batasan tertentu tentang jumlah rakaat shalat tarawih, karena-nya tidak kita dapati dari kalangan ulama salaf yang membatasi jumlah rakaat. Berkata Imam Syafii رحمه الله  : Saya mendapati penduduk Madinah melaksanakn sebanyak 39 rakaat, dan di Mekkah 23 rakaat dan tidak ada kesempitan (pembatasan) dalam hal tersebut (yaitu jumlah rakaat shalat tarawih)

Beberapa Kaifiyat Pelaksanaan Shalat Tarawih

1. Shalat sebanyak 13 rakaat dimulai dengan dua rakaat yang ringan kemudian dua rakaat yang panjang sekali kemudian dua rakaat yang lebih ringkas dari sebelumnya dan demikian seterusnya hingga jumlah 12 rakaat lalu witir.

2. Shalat 13 rakaat, dimulai dengan delapan rakaat dan bersalam setiap dua rakaat kemudian witir dengan 5 rakaat dan tidak duduk dan tidak pula salam kecuali pada rakaat ke-5.

3.  Shalat sebanyak 11 rakaat ber-salam setiap dua rakaat kemudian witir dengan satu rakaat.

4.   Shalat sebanyak 11 rakaat, mengerjakan 4 rakaat lalu salam kemudian 4 rakaat lalu salam  kemudian witir dengan 3 rakaat.

5.  Shalat sebanyak 11 rakaat yaitu mengerjakan 8 rakaat dengan tidak duduk kecuali pada rakaat ke-8 lalu membaca tasyahud dan shalawat kepada nabi صلى الله عليه وسلم kemudian berdiri tanpa salam lalu witir dengan satu rakaat kemudian salam maka jumlahnya sembilan lalu ditambah 2 rakaat dalam keadaan duduk.

6.  Shalat sebanyak sembilan rakaat, yaitu enam rakaat dan tidak duduk kecuali pada rakaat ke-6 lalu membaca tasyahud dan membaca shalawat lalu berdiri tanpa salam lalu witir dengan satu rakaat kemudian salam, maka jumlahnya tujuh lalu ditambah dua rakaat dalam keadaan duduk.     
Adapun witir yang dikerjakan dengan tiga rakaat, maka tidak boleh duduk pada rakaat ke dua lalu salam pada rakaat ke-3, karena cara tersebut sama dengan shalat Magrib, padahal nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
 
Dan jangan kalian serupakan (shalat witir) dengan shalat magrib�. (HR. Ath Thohawy)

karena itu barang siapa yang berwitir dengan tiga rakaat boleh dilakukan dengan dua cara:
1.    Bersalam antara rakaat ke-2 dan rakaat ke-3.
2.    Tidak duduk kecuali pada rakaat ke-3.
     
Adapun yang melaksanakannya lebih dari 11 atau 13 rakaat, maka caranya dua-dua rakaat lalu menutupnya dengan witir.
     
Jadi shalat tarawih boleh dikerjakan dengan berbagai cara seba-gaimana yang dicontohkan oleh Nabi صل اللة عليه وسلم dan cara yang paling umum adalah mengerjakannya dengan dua rakaat dua rakaat kemudian ditutup dengan witir.

Beberapa Hal Yang Berkaitan Dengan Witir
1. Bagi yang melaksanakan witir sebanyak tiga rakaat, maka sunnah baginya membaca surah Al Kafirun pada rakaat ke-2 dengan surah Al-Ikhlas pada rakaat ke-3 dan kadang menambah pada rakaat ke-3 dengan surah Al Falaq dan surah An Naas. Namun bacaan ini tidaklah wajib karena Rasulullah صلى الله عليه وسلم pernah membaca 100 ayat dari surah An Nisaa pada rakaat shalat witir.

2. Sunnah membaca Qunut pada rakaat terakhir dari shalat witir sebelum atau sesudah ruku dengan bacaan yang matsur (yang berdasar-kan dalil).

3.  Termasuk sunnah membaca pada akhir witir sebelum/ sesudah salam, yang artinya:

Ya Allah sesungguhnya aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari kemurkaan-Mu dan dengan pemafaan-Mu dari siksa-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari diri-Mu, aku tidak (kuasa) menghitung pujian atas-Mu Engkau (Maha Terpuji) sebagaimana engkau pujikan atas diri-Mu. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al Albany) dan selesai salam hendaknya membaca:

Maha Suci Allah yang memiliki kerajaan Maha Suci, 3 kali. (HSR. Abu Daud dan Nasai)

membaca tiga kali dengan meman-jangkan suara serta meninggikannya pada bacaan yang ke-3 dan boleh menambah pada bacaan yang ke-3 dengan:

Tuhannya para malaikat dan Jibril" (HR. Ad Dharaquthny dan dishahih-kan sanadnya oleh Al Arnouth)

4. Bagi yang yang telah melaksanakan shalat witir pada awal malam kemu-dian terbangun pada akhirnya diboleh-kan baginya melaksanakan shalat namun hendaknya tidak mengulangi witir karena tidak ada dua witir dalam satu malam dan hendaknya shalat pada waktu malam jumlahnya ganjil. Wallahu Alam (Al Fikrah)
-Abu Naufal-
Dinukil dari Silsilah Ramadhan (1)
Shalat Tarawih (Qiyam Ramadhan) Oleh Muhammad Yusran Anshar, Lc.

Amalan2 Sunnah di bulan Ramadhan

Posted by Unknown On 20:11

Amalan-amalan sunah pada bulan Ramadhan
Selain puasa yang Allah wajibkan pada bulan Ramadhan ada berbagai amalan yang disunahkan pada bulan ini di antaranya:

undefined

1. Mengkhatamkan Al-Qur’an
Bulan Ramadhan adalah bulan Al-Quran. Pada bulan inilah Al-Qur’an pertama kali turun dari lauhul mahfuz ke langit dunia sekaligus. Allah berfirman:
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)(al baqarah: 185)

2. Shalat tarawih
Rasulullah Saw. bersabda: “Barang siapa yang menghidupkan malam bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Sebuah riwayat mengatakan bahwa Nabi Saw. pernah shalat 11 rakaat, terkadang 13 rakaat atau kurang dari itu. Ketika ditanya tentang shalat malam beliau bersabda: “Dua rakaat dua rakaat, jika seseorang diantara kalian khawatir masuk waktu subuh hendaklah shalat satu rakaat witir.”

3. Memperbanyak doa
Orang yang berpuasa ketika berbuka adalah salah satu orang yang doanya mustajab. Oleh karenanya perbanyaklah berdoa ketika sedang berpuasa terlebih lagi ketika berbuka. Berdoalah untuk kebaikan diri kita, keluarga, bangsa, dan saudara-saudara kita sesama muslim di belahan dunia.

4. Memberi buka puasa (tafthir shaim)
Hendaknya berusaha untuk selalu memberikan ifthar (berbuka) bagi mereka yang berpuasa walaupun hanya seteguk air ataupun sebutir korma sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:” Barang siapa yang memberi ifthar (untuk berbuka) orang-orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun”. (Bukhari Muslim)

5. Bersedekah
Rasulullah Saw. bersabda: “Sebaik-baik sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan” (HR. Tirmizi).
Dan pada akhir bulan Ramadhan Allah mewajibkan kepada setiap muslim untuk mengeluarkan zakat fitrah sebagai penyempurna puasa yang dilakukannya.

6. I’tikaf
I’tikaf adalah berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah. I’tikaf disunahkan bagi laki-laki dan perempuan; karena Rasulullah Saw. selalu beri’tikaf terutama pada sepuluh malam terakhir dan para istrinya juga ikut I’tikaf bersamanya. Dan hendaknya orang yang melaksanakan I’tikaf memperbanyak zikir, istigfar, membaca Al-Qur’an, berdoa, shalat sunnah dan lain-lain.

7. Umroh
Ramadhan adalah waktu terbaik untuk melaksanakan umrah, karena umroh pada bulan Ramadhan memiliki pahala seperti pahala haji bahkan pahala haji bersama Rasulullah Saw. Beliau bersabda: “Umroh pada bulan Ramadhan seperti haji bersamaku.”

8. Memperbanyak berbuat kebaikan
Bulan Ramadhan adalah peluang emas bagi setiap muslim untuk menambah ‘rekening’ pahalanya di sisi Allah. Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi dikatakan bahwa amalan sunnah pada bulan Ramadhan bernilai seperti amalan wajib dan amalan wajib senilai 70 amalan wajib di luar Ramadhan. Raihlah setiap peluang untuk berbuat kebaikan sekecil apapun meskipun hanya ‘sekedar’ tersenyum di depan orang lain. Ciptakanlah kreasi dan inovasi dalam berbuat kebaikan agar saldo kebaikan kita terus bertambah.
“dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.”

Semoga kita termasuk orang-orang yang bisa memanfaatkan momentum Ramadhan untuk merealisasikan ketakwaan diri kita dan bisa meraih predikat “bebas dari neraka.”

sumber

7 Keajaiban Islam

Posted by Unknown On 19:57

Menara Pisa, Tembok Cina, Candi Borobudur, Taaj Mahal, Ka’bah, Menara Eiffel, dan Piramida di mesir, inilah semua keajaiban dunia yang kita kenal. Namun sebenarnya semua itu belum terlalu ajaib, karena di sana masih ada tujuh keajaiban dunia yang lebih ajaib lagi. Mungkin para pembaca bertanya-tanya, keajaiban apakah itu?
Memang tujuh keajaiban lain yang kami akan sajikan di hadapan pembaca sekalian belum pernah ditayangkan di TV, tidak pernah disiarkan di radio-radio dan belum pernah dimuat di media cetak. Tujuh keajaiban dunia itu adalah:

* Hewan Berbicara di Akhir Zaman
Maha suci Allah yang telah membuat segala sesuatunya berbicara sesuai dengan yang Ia kehendaki. Termasuk dari tanda-tanda kekuasaanya adalah ketika terjadi hari kiamat akan muncul hewan melata yang akan berbicara kepada manusia sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an, surah An-Naml ayat 82,
“Dan apabila perkataan Telah jatuh atas mereka, kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami”.
Mufassir Negeri Syam, Abul Fida’ Ibnu Katsir Ad-Dimasyqiy berkomentar tentang ayat di atas, “Hewan ini akan keluar diakhir zaman ketika rusaknya manusia, dan mulai meninggalkan perintah-perintah Allah, dan ketika mereka telah mengganti agama Allah. Maka Allah mengeluarkan ke hadapan mereka hewan bumi. Konon kabarnya, dari Makkah, atau yang lainnya sebagaimana akan datang perinciannya. Hewan ini akan berbicara dengan manusia tentang hal itu”.[Lihat Tafsir Ibnu Katsir (3/498)]
Hewan aneh yang berbicara ini akan keluar di akhir zaman sebagai tanda akan datangnya kiamat dalam waktu yang dekat. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Sesungguhnya tak akan tegak hari kiamat, sehingga kalian akan melihat sebelumnya 10 tanda-tanda kiamat: Gempa di Timur, gempa di barat, gempa di Jazirah Arab, Asap, Dajjal, hewan bumi, Ya’juj & Ma’juj, terbitnya matahari dari arah barat, dan api yang keluar dari jurang Aden, akan menggiring manusia”. [HR. Muslim dalam Shohih-nya (2901), Abu Dawud dalam Sunan-nya (4311), At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (2183), dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya (4041)]

* Pohon Kurma yang Menangis
Adanya pohon kurma yang menangis ini terjadi di zaman Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- , mengapa sampai pohon ini menangis? Kisahnya, Jabir bin Abdillah-radhiyallahu ‘anhu- bertutur, “Jabir bin Abdillah -radhiyallahu ‘anhu- berkata: “Adalah dahulu Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- berdiri (berkhutbah) di atas sebatang kurma, maka tatkala diletakkan mimbar baginya, kami mendengar sebuah suara seperti suara unta dari pohon kurma tersebut hingga Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- turun kemudian beliau meletakkan tangannya di atas batang pohon kurma tersebut” .[HR.Al-Bukhariy dalam Shohih-nya (876)]
Ibnu Umar-radhiyallahu ‘anhu- berkata, “Dulu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkhuthbah pada batang kurma. Tatkala beliau telah membuat mimbar, maka beliau berpindah ke mimbar itu. Batang korma itu pun merintih. Maka Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- mendatanginya sambil mengeluskan tangannya pada batang korma itu (untuk menenangkannya)”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (3390), dan At-Tirmidziy dalam Sunan-nya (505)]

* Untaian Salam Batu Aneh
Mungkin kalau seekor burung yang pandai mengucapkan salam adalah perkara yang sering kita jumpai. Tapi bagaimana jika sebuah batu yang mengucapkan salam. Sebagai seorang hamba Allah yang mengimani Rasul-Nya, tentunya dia akan membenarkan seluruh apa yang disampaikan oleh Rasul-Nya, seperti pemberitahuan beliau kepada para sahabatnya bahwa ada sebuah batu di Mekah yang pernah mengucapkan salam kepada beliau sebagaimana dalam sabdanya, Dari Jabir bin Samurah dia berkata, Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui sebuah batu di Mekah yang mengucapkan salam kepadaku sebelum aku diutus, sesungguhnya aku mengetahuinya sekarang”.[HR.Muslim dalam Shohih-nya (1782)].

* Pengaduan Seekor Onta
Manusia adalah makhluk yang memiliki perasaan. Dari perasaan itu timbullah rasa cinta dan kasih sayang di antara mereka. Akan tetapi ketahuilah, bukan hanya manusia saja yang memiliki perasaan, bahkan hewan pun memilikinya. Oleh karena itu sangat disesalkan jika ada manusia yang tidak memiliki perasaan yang membuat dirinya lebih rendah daripada hewan. Pernah ada seekor unta yang mengadu kepada Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- mengungkapkan perasaannya. Abdullah bin Ja’far-radhiyallahu ‘anhu- berkata, “Pada suatu hari Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- pernah memboncengku dibelakangnya, kemudian beliau membisikkan tentang sesuatu yang tidak akan kuceritakan kepada seseorang di antara manusia. Sesuatu yang paling beliau senangi untuk dijadikan pelindung untuk buang hajatnya adalah gundukan tanah atau kumpulan batang kurma. lalu beliau masuk kedalam kebun laki-laki
Anshar. Tiba tiba ada seekor onta. Tatkala Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- melihatnya, maka onta itu merintih dan bercucuran air matanya. Lalu Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- mendatanginya seraya mengusap dari perutnya sampai ke punuknya dan tulang telinganya, maka tenanglah onta itu. Kemudian beliau bersabda, “Siapakah pemilik onta ini, Onta ini milik siapa?” Lalu datanglah seorang pemuda Anshar seraya berkata, “Onta itu milikku, wahai Rasulullah”.
Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Tidakkah engkau bertakwa kepada Allah dalam binatang ini, yang telah dijadikan sebagai milikmu oleh Allah, karena ia (binatang ini) telah mengadu kepadaku bahwa engkau telah membuatnya letih dan lapar”. [HR. Abu Dawud dalam As-Sunan (1/400), Al-Hakim dalam Al-Mustadrak (2/99-100), Ahmad dalam Al-Musnad (1/204-205), Abu Ya’la dalam Al-Musnad (3/8/1), Al-Baihaqiy dalam Ad-Dala’il (6/26), dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyqa (9/28/1). Lihat Ash-Shahihah (20)]

* Kesaksian Kambing Panggang
Kalau binatang yang masih hidup bisa berbicara adalah perkara yang ajaib, maka tentunya lebih ajaib lagi kalau ada seekor kambing panggang yang berbicara. Ini memang aneh, akan tetapi nyata. Kisah kambing panggang yang berbicara ini terdapat dalam hadits berikut:
Abu Hurairah-radhiyallahu ‘anhu- berkata, “Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- menerima hadiah, dan tak mau makan shodaqoh. Maka ada seorang wanita Yahudi di Khoibar yang menghadiahkan kepada beliau kambing panggang yang telah diberi racun. Lalu Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- pun memakan sebagian kambing itu, dan kaum (sahabat) juga makan. Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Angkatlah tangan kalian, karena kambing panggang ini mengabarkan kepadaku bahwa dia beracun”. Lalu meninggallah Bisyr bin Al-Baro’ bin MA’rur Al-Anshoriy. Maka Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- mengirim (utusan membawa surat), “Apa yang mendorongmu untuk melakukan hal itu?” Wanita itu menjawab, “Jika engkau adalah seorang nabi, maka apa yang aku telah lakukan tak akan membahayakan dirimu. Jika engkau adalah seorang raja, maka aku telah melepaskan manusia darimu”. Kemudian Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- memerintahkan untuk membunuh wanita itu, maka ia pun dibunuh. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda ketika beliau sakit yang menyebabkan kematian beliau,”Senantiasa aku merasakan sakit akibat makanan yang telah aku makan ketika di Khoibar. Inilah saatnya urat nadi leherku terputus”. [HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (4512). Di-shohih-kan Al-Albaniy dalam Shohih Sunan Abi Dawud (hal.813), dengan tahqiq Masyhur Hasan Salman]

* Batu yang Berbicara
Setelah kita mengetahu adanya batu yang mengucapkan salam, maka keajaiban selanjutnya adalah adanya batu yang berbicara di akhir zaman. Jika kita pikirkan, maka terasa aneh, tapi demikianlah seorang muslim harus mengimani seluruh berita yang disampaikan oleh Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam-, baik yang masuk akal, atau tidak. Karena Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tidaklah pernah berbicara sesuai hawa nafsunya, bahkan beliau berbicara sesuai tuntunan wahyu dari Allah Yang Mengetahui segala perkara ghaib.
Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Kalian akan memerangi orang-orang Yahudi sehingga seorang diantara mereka bersembunyi di balik batu. Maka batu itu berkata, “Wahai hamba Allah, Inilah si Yahudi di belakangku, maka bunuhlah ia”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (2767), dan Muslim dalam Shohih-nya (2922)]
Al-Hafizh Ibnu Hajar-rahimahullah- berkata, “Dalam hadits ini terdapat tanda-tanda dekatnya hari kiamat, berupa berbicaranya benda-benda mati, pohon, dan batu. Lahiriahnya hadits ini (menunjukkan) bahwa benda-benda itu berbicara secara hakikat”.[Lihat Fathul Bari (6/610)]

* Semut Memberi Komando
Mungkin kita pernah mendengar cerita fiktif tentang hewan-hewan yang berbicara dengan hewan yang lain. Semua itu hanyalah cerita fiktif belaka alias omong kosong. Tapi ketahuilah wahai para pembaca, sesungguhnya adanya hewan yang berbicara kepada hewan yang lain, bahkan memberi komando, layaknya seorang komandan pasukan yang memberikan perintah. Hewan yang memberi komando tersebut adalah semut. Kisah ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Al-Qur’an,
“Dan Sulaiman Telah mewarisi Daud, dan dia berkata: “Hai manusia, kami Telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) Ini benar-benar suatu kurnia yang nyata”.Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). Hingga apabila mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.Maka dia (Sulaiman) tersenyum dengan tertawa Karena (mendengar) perkataan semut itu. dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah Aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang Telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah Aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. (QS.An-Naml: 16-19).

Inilah beberapa perkara yang lebih layak dijadikan “Tujuh Keajaiban Dunia” yang menghebohkan, dan mencengangkan seluruh manusia. Orang-orang beriman telah lama meyakini dan mengimani perkara-perkara ini sejak zaman Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- sampai sekarang. Namun memang kebanyakan manusia tidak mengetahui perkara-perkara itu. Oleh karena itu, kami mengangkat hal itu untuk mengingatkan kembali, dan menanamkan aqidah yang kokoh di hati kaum muslimin.

source : http://arenaphoto.blogspot.com

Mengapa Einstein menjulurkan lidah?

Posted by Unknown On 19:39

Siapa lagi kalau bukan Albert Einstein, salah satu manusia jenius yang tersohor itu. Mungkin kalian sering melihat foto Albert Einstein yang satu ini. Einstein menjulurkan lidah yang mudah kita temui di cover majalah, poster dan kaos. Foto tersebut diambil oleh fotografer (Arthur Sasse) pada 14 Mar 1951 di Princeton pada acara ulang tahun ke 72. Sebenarnya, foto yang lengkap (aslinya) adalah Einstein sedang duduk di kursi belakang mobil bersama Dr Fank Aydelotte dan istrinya.

Mengapa Einstein menjulurkan lidah?

Yah, inilah pertanyaan banyak orang mengenai foto tersebut. Sebagian orang menganggap bahwa agar jenius, maka kita harus mengeluarkan lidah dengan rambut yang acak-acakan.

Padahal menjadi jenius bukan berarti rambut kita harus acak-acakan dan mengeluarkan lidah bukan? Salah-salah, malah di sangka orang gila. Hehehe...

Sebenarnya pada saat itu, Albert Einstein dan Aydelotte baru saja pulang dari acara penghargaan Einstein. Meskipun Einstein sudah duduk di kursi mobil, masih saja reporter dan fotografer mengejar dia. Para wartawan berusaha menahan Einstein, dan Einstein berteriak : “Ini cukup. Ini cukup!”. Namun dasar wartawan, tetap saja mengajukan pertanyaan dan para fotografer terus mengambil gambarnya bersama kerabatnya. Ketika wartawan meminta kesediaan Einstein untuk mengabadikan foto ulang tahunnya, akhirnya iapun menjadi letih dan kesal, lalu ia menjulurkan lidahnya, dengan nada mengejek. Pada saat itu, Arthur Sasse sempat mengabadikan foto Einstein tersebut.

Meskipun demikian, Einstein sangat menyukai foto itu. Ia memotong foto tersebut, sehingga hanya tampak dia sendiri (tanpa memunculkan Aydelotte dan istrinya). Einstein pun memperbanyak foto tersebut dan mengirim ke teman-temannya.
 source: http://www.apasih.com/2011/05/inilah-jawaban-mengapa-di-foto-einstein.html
 




pelajaran dari seorang cacat

Posted by Unknown On 19:19

Jika anak ini bisa membantu,
mengapa “kita yang lebih baik” tidak?

Ia berjalan di depan meja ‘donation’,

kami berpikir: ‘dia akan lewat…

Tapi . . . . dia berkata “Saya ingin menyumbang!”

lalu ia menuang koin dari mangkuknya.

Para petugas mengulurkan tangan ingin membantu,
tapi dia ingin melakukannya dengan tangannya sendiri.

Kami semua tak bisa berkata-kata,
ia memberikan semua yang diperolehnya
kepada Lembaga Amal dengan usahanya sendiri.

“Saya masih punya uang.”

Ia berkata dengan antusias sambil merogoh saku celananya.

Ia mengambil beberapa lembar uang 10 dollar
dan … menyumbang lagi !

Orang Bijak Mengatakan,

” Sesungguhnya jika kita berbuat kebaikan,
Kita BUKAN hanya sedang membantu orang atau mahkluk lain, Namun sesungguhnya kita sedang membantu diri kita sendiri agar menjadi lebih bahagia. Temukan kebahagiaan dengan memberi “

komisi gratis

Posted by Unknown On 18:49

Modal 100% Gratis
Dibayar Hanya Untuk Merekrut (bukan menjual)
Komisi Mencapai MILYARAN Rupiah
Gratis Virtual Office
Gratis Web Replika (URL Affiliasi + URL Riderct)
Tersedia Laporan Komisi & Jaringan 

Ini merupakan sebuah program berbasis PAY PER LEAD (PPL) yang artinya anda DIBAYAR UNTUK MEREKRUT, dimana dalam program ini kami membutuhkan bantuan untuk merekrut member ke website kami dan tentu saja sebagai imbalannya kami siapkan komisi.

Program Ini diBiayai Oleh Sponsor
sehingga kita bisa mengikutinya secara
GRATIS Tanpa Biaya Apapun

Sedangkan Komisi yang ditawarkan dibagi dalam dua tahap:
KOMISI TAHAP 1 :
Setiap member yang bergabung akan memiliki URL khusus dengan pola sebagai berikut :
http://komisiGratis.com/?ref=username_pilihan_kita
contohnya http://komisigratis.com/?reg=lighters

Tersedia URL Redireck (penyingkat URL) Otomatis untuk menyamarkan URL anda
Dimana setiap orang yang bergabung melalui URL anda, anda akan kami beri komisi Rp.500,-/pendaftar (*) dan Komisi akan kami transfer kerekening anda atau via Wesel antara tanggal 1 s/d 10 diawal bulan setelah mencapai minimal Rp.50.000,-
(*) Komisi hanya dihitung jika Email pendaftar yang direkrut VALID & tidak menggunakan komputer yang sama
KOMISI TAHAP 2 :
Setelah KOMISI TAHAP 1 untuk pertama kali ditransfer kerekening atau dikirimkan kerumah anda, keanggotaan anda akan kami UPGRATE menjadi MEMBER PREMIUM (MP), dan anda akan mendapatkan tambahan komisi Rp.1000,- saat member yang anda rekrut menjadi MEMBER PREMIUM seperti anda dan Rp.1000,- lagi saat member dibawahnya menjadi MEMBER PREMIUM pula hingga 6 LEVEL dibawah anda.
Berikut ilustrasinya seandainya anda dan masing-masing member dibawah anda berhasil mendapatkan 10 Member premium :
  • Level 1 : Anda merekrut 10 MEMBER PREMIUM (MP)
    KOMISI LEVEL 1 :
    10 x Rp.1.000,- = Rp.10.000,-
  • Level 2 : 10 Orang di Level 1 anda Merekrut 10 (MP) = 100
    KOMISI LEVEL 2 :
    100 x Rp.1.000,- = Rp.100.000-
  • Level 3 : 100 Orang di Level 2 anda Merekrut 10 (MP) = 1000
    KOMISI LEVEL 3 :
    1000 x Rp.1.000,- = Rp.1.000.000,-

  • Level 4 : 1000 Orang di Level 3 anda Merekrut 10 (MP) = 10.000
    KOMISI LEVEL 4 :
    10.000 x Rp.1.000,- = Rp.10.000.000,-
  • Level 5 : 10.000 Orang di Level 4 anda Merekrut 10 (MP) = 100.000
    KOMISI LEVEL 5 :
    100.00 x Rp.1.000,- = Rp.100.000.000,-
  • Level 6 : 100.000 Orang di Level 5 anda Merekrut 10 (MP) = 1000.000
    KOMISI LEVEL 6 :
    1000.000 x Rp.1.000,- = Rp.1.000.000.000,- (1 MILYAR)
Dan kita hanya perlu mengajak Orang Mendaftar Secara GRATIS
dan kita boleh merekrut sebanyak-banyaknya (tanpa batas) untuk mendapatkan Komisi yang lebih besar

Cara mendaftar
1. buka di new tab linknya (klik kanan Di Sini lalu pilih open in new tab]
2. lihat laman paling bawah, kemudian klik gambar ini
Daftar komisigratis.com 
 3. kita akan dibawa ke laman peraturan, lihat laman paling bawah dan klik gambar ini
komisi gratis
4. kita akan dibawa ke menu registrasi, yang perlu diisi adalah nama lengkap, email, username dan password kitauntuk masuk. Namun jika ingin mengisi lebih banyak itu lebih baik.

5. dan terakhir kita harus membuka email kita untuk menklik link yang telah di kirim, lalu memasukkan username dan password kita.

Kita telah selesai mendaftar, sekarang hanya tinggal mengajak orang lain mendaftar gratis melalui link kita! dan setiap orang yang bergabung melalui link kita, kita akan dibayar komisi 500 perorang..
dapat uang modal gratis.... LETS join!!!



20110730

Keramat (roma irama)

Posted by Unknown On 22:50

Hai manusia, hormati ibumu
Yang melahirkan dan membesarkanmu

Darah dagingmu dari air susunya
Jiwa ragamu dari kasih-sayangnya
Dialah manusia satu-satunya
Yang menyayangimu tanpa ada batasnya

Doa ibumu dikabulkan Tuhan
Dan kutukannya jadi kenyataan
Ridla Ilahi karena ridlanya
Murka Ilahi karena murkanya

Bila kau sayang pada kekasih
Lebih sayanglah pada ibumu
Bila kau patuh pada rajamu
Lebih patuhlah pada ibumu

Bukannya gunung tempat kau meminta
Bukan lautan tempat kau memuja

Bukan pula dukun tempat kau menghiba
Bukan kuburan tempat memohon doa
Tiada keramat yang ampuh di dunia
Selain dari doa ibumu jua

Surga dan Neraka

Posted by Unknown On 21:52

Salah satu di antara pokok keyakinan kita ummat islam adalah mengimani keberadaan Surga (Al Jannah) dan Neraka (An Naar). Salah satunya berdasarkan firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya..” (QS. Al-Baqarah : 24-25).

Mengimani surga dan neraka berarti membenarkan dengan pasti akan keberadaan keduanya, dan meyakini bahwa keduanya merupakan makhluk yang dikekalkan oleh Allah, tidak akan punah dan tidak akan binasa, dimasukkan ke dalam surga segala bentuk kenikmatan dan ke dalam neraka segala bentuk siksa. Juga mengimani bahwa surga dan neraka telah tercipta dan keduanya saat ini telah disiapkan oleh Allah ta’ala. Sebagaimana firman Allah Ta’ala mengenai surga (yang artinya), “..yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (QS. Ali Imran : 133), dan mengenai neraka (yang artinya), “..yang telah disediakan untuk orang-orang yang kafir.”(QS. Ali Imran : 131).[1] Oleh karena itulah, Al Imam Abu Ja’far Ath Thahawi (wafat 321 H) menyimpulkan dalam Al ‘Aqidah Ath Thahawiyah, “Surga dan neraka adalah dua makhluq yang kekal, tak akan punah dan binasa. Sesungguhnya Allah telah menciptakan keduanya sebelum penciptaan makhluq lain”[2].

Surga dan Kenikmatannya

Allah Ta’ala telah menggambarkan kenikmatan surga melalui berbagai macam cara. Terkadang, Allah mengacaukan akal sehat manusia melalui firman-Nya dalam hadits qudsi, “Kusiapkan bagi hamba-hambaKu yang sholih (di dalam surga, -pen), yaitu apa yang tak pernah dilihat mata, tak pernah didengar telinga, dan tak pernah terlintas dalam hati semua manusia”, kemudian Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda: “Bacalah jika kalian mau, ‘Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang’ (QS. As-Sajdah : 17)”[3]. Di tempat lain, Allah membandingkan kenikmatan surga dengan dunia untuk menjatuhkan dan merendahkannya. Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, “Tempat cemeti di dalam surga lebih baik dari dunia dan seisinya”.[4] Kenikmatan surga juga Allah Ta’ala gambarkan dengan menyebut manusia yang berhasil memasuki surga dan selamat dari adzab neraka, sebagai orang yang beroleh kemenangan yang besar. Sebagaimana Allah Ta’ala firmankan (yang artinya), “Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar” (QS. An-Nisaa’ : 13)[5] Berikut ini akan kami pilihkan beberapa sifat dan kenikmatan yang ada di dalam surga secara ringkas. Semoga Allah mudahkan langkah kita dalam menggapai surgaNya.

Penamaan Surga

Surga (Al Jannah) secara bahasa berarti : kebun (al bustan), atau kebun yang di dalamnya terdapat pepohonan. Bangsa Arab juga biasa memakai kata al jannah untuk menyebut pohon kurma. Secara istilah, surga ialah nama yang umum mencakup suatu tempat (yang telah dipersiapkan oleh Allah bagi mereka yang menaati-Nya), di dalamnya terdapat segala macam kenikmatan, kelezatan, kesenangan, kebahagiaan, dan kesejukan pandangan mata. Surga juga disebut dengan berbagai macam nama selain Al Jannah, diantaranya : Darus Salam (Negeri Keselamatan;lihat QS. Yunus : 25), Darul Khuld (Negeri yang Kekal;lihat QS. Qaaf : 34), Jannatun Na’im (Surga yang Penuh Kenikmatan;QS. Luqman: 8), Al Firdaus (QS. Al Kahfi : 108), dan berbagai penamaan lainnya.[6]

Pintu-Pintu Surga

Surga memiliki pintu-pintu. Dalam sebuah hadits dari shahabat Sahl bin Sa’ad radhiyallaahu anhu dari Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam, “Di dalam surga terdapat delapan pintu, di antaranya adalah Ar Rayyan. Tidak ada yang memasukinya kecuali orang-orang yang berpuasa”[7]. Dari Utbah bin Ghazawan radhiyallaahu anhu, beliau berkata mengenai lebar tiap pintu surga, “Rasulullah bersabda kepada kami bahwasanya jarak antara daun pintu ke daun pintu surga lainnya sepanjang perjalanan empat puluh tahun, dan akan datang suatu hari ketika orang yang memasukinya harus berdesakan”.[8]

Tingkatan Surga

Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya surga terdiri atas seratus tingkat, jarak antara dua tingkatnya seperti jarak antara langit dan bumi, Allah menyediakannya untuk orang-orang yang berjihad di jalan-Nya”[9]. Tingkatan surga yang paling tinggi ialah Firdaus. Nabi memerintahkan ummatnya untuk berdoa memohon Firdaus melalui sabdanya, “Jika kalian meminta pada Allah mintalah kepadaNya Firdaus, karena sesungguhnya Firdaus adalah surga yang paling utama, dan merupakan tingkatan tertinggi dari surga, di atasnya terdapat ‘Arsy Ar Rahman dan dari Firdaus itulah memancar sungai-sungai surga”[10]

Bangunan-Bangunan dalam Surga

“Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi” (QS. Az-Zumar : 20). Dari Abu Musa Al Asy’ari dari Nabi shallallaahu alaihi wa sallam beliau bersabda, “Sesungguhnya bagi orang-orang mukmin di dalam surga disediakan kemah yang terbuat dari mutiara yang besar dan berlubang, panjangnya 60 mil, di dalamnya tinggal keluarganya, di sekelilingnya tinggal pula orang mukmin lainnya namun mereka tidak saling melihat satu sama lain.”[11]

Makanan Penghuni Surga

“Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqi’ah : 20-21). Adapun buah-buahan surga adalah sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Ta’ala (yang artinya), “Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : ‘Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.’ Mereka diberi buah-buahan yang serupa” (QS. Al Baqarah : 25). Syaikh As Sa’diy rahimahullah menjelaskan keserupaan dalam ayat di atas dengan, “Ada yang berpendapat serupa dalam hal jenis, namun berbeda dalam penamaan, ada pula yang berpendapat saling menyerupai satu sama lain, dalam kebaikannya, kelezatannya, kesenangannya, dan semua pendapat tersebut benar.”[12]

Minuman Penghuni Surga

“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari piala (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya” (QS. Al Insan : 5-6). Ibnu Asyur menjelaskan mengenai kafur “Yaitu minyak yang keluar dari tanaman mirip oleander yang tumbuh di negeri Cina, ketika usianya telah mencapai satu tahun mengalir dari dahannya minyak yang disebut kafur. Minyak tersebut kental, dan apabila bercampur dengan air jadilah ia minuman memabukkan”[13]. Oleh karena itu, “ka’san” dalam ayat ini maksudnya ialah piala yang biasa menjadi wadah khamr, sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir Jalalain. Kata “ka’san” ini juga dipakai dalam ayat, “Di dalam syurga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe” (QS. Al Insan : 17) dan maksudnya ialah minuman arak yang telah bercampur jahe, karena bangsa Arab dahulu biasa mencampur arak dengan jahe untuk menghilangkan bau busuk yang timbul darinya.

Dahsyatnya Neraka

Neraka disiapkan Allah bagi orang-orang yang mengkufuri-Nya, membantah syariat-Nya, dan mendustakan Rasul-Nya. Bagi mereka adzab yang pedih, dan penjara bagi orang-orang yang gemar berbuat kerusakan. Itulah kehinaan dan kerugian yang paling besar. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS. Ali Imran : 192). Demikian pula firman Allah Ta’ala, “Katakanlah: “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat.” Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS. Az Zumar : 15). Itulah seburuk-buruk tempat kembali. “Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.” (QS. Furqan : 66)

Penamaan Neraka

An Naar, neraka secara bahasa ialah kobaran api (al lahab) yang panas dan bersifat membakar. Secara istilah bermakna, suatu tempat yang telah disiapkan Allah subhanahu wa ta’ala bagi orang-orang yang mendurhakai-Nya. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah mela’nati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka)” (QS. Al Ahzab : 64). Neraka memiliki beragam nama selain an naar, diantaranya Jahannam (lihat QS. An Naba’ : 21-22), Al Jahim (QS. An Naziat : 36), As Sa’ir (QS. Asy Syura : 7), Saqar (QS. Al Mudatsir : 27-28), Al Huthomah (QS. Al Humazah : 4), dan Al Hawiyah (QS. Al Qari’ah : 8-11)

Pintu-Pintu Neraka

“Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (QS. Al Hijr : 44). Pintu yang dimaksud ialah bertingkat ke bawah, hingga ke bawahnya lagi, disediakan sesuai dengan amal keburukan yang telah dikerjakan, sebagaimana ditafsirkan oleh Syaikh As Sa’diy.

Kedalaman Neraka

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu, “Kami bersama Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam, tiba-tiba terdengar suara benda jatuh. Maka Nabi shallallaahu alaihi wa sallam bertanya, ‘Tahukah kalian apakah itu?’ Kami pun menjawab, ‘Allah dan RasulNya lebih mengetahui’. Rasulullah berkata, ‘Itu adalah batu yang dilemparkan ke dalam neraka sejak tujuh puluh tahun lalu. Batu itu jatuh ke dalam neraka, hingga baru mencapai dasarnya tadi’. [14]

Bahan Bakar Neraka

“Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir” (QS. Al Baqarah : 24). Batu yang dimaksud dalam ayat ini ditafsirkan oleh Ibnu Abbas dan sebagian besar pakar tafsir dengan belerang, dikarenakan sifatnya yang mudah menyala lagi busuk baunya. Sebagian pakar tafsir juga berpendapat bahwa yang dimaksud batu di sini, ialah berhala-berhala yang disembah, sebagaimana Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.” (QS. Al Anbiya : 98)

Panas Api Neraka

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu beliau berkata, “Rasulullah shallallaahu alaihi wa salam bersabda, ‘Api kalian, yang dinyalakan oleh anak Adam, hanyalah satu dari 70 bagian nyala api Jahannam. Para shahabat kemudian mengatakan, ‘Demi Allah! Jika sepanas ini saja niscaya sudah cukup wahai Rasulullah! Rasulullah menjawab, ‘Sesungguhnya masih ada 69 bagian lagi, masing-masingnya semisal dengan nyala api ini’”.

Makanan Penghuni Neraka

“Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar” (QS. Al Ghasiyah : 6-7). Ibnu Katsir rahimahullah membawakan perkataan Ali bin Abi Thalhah, dari Ibnu Abbas, “Itu adalah pohon dari neraka”. Said bin Jubair berkata, “Itu adalah Az Zaqum (pepohonan berduri bagi makanan penghuni neraka)”. Ada pula yang berpendapat bahwa yang dimaksud ialah batu.

Minuman Penghuni Neraka

“Di hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, diminumnnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya” (QS. Ibrahim : 16-17). Yaitu mereka diberi air yang amatlah busuk baunya lagi kental, maka merekapun merasa jijik dan tidak mampu menelannya. “Diberi minuman dengan hamiim (air yang mendidih) sehingga memotong ususnya” (QS. Muhammad : 47). Hamiim ialah air yang mendidih oleh panasnya api Jahannam, yang mampu melelehkan isi perut dan menceraiberaikan kulit mereka yang meminumnya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dengan air itu dihancurluluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka)” (QS. Al Hajj : 20).[15]
 

Syaifurrasul....

Posted by Unknown On 21:40

1.Al Mat’thur
Juga dikenal sebagai ‘Ma’thur Al-Fijar’ adalah pedang yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW sebelum dia menerima wahyu yang pertama di Mekah. Pedang ini diberi oleh ayahnya, dan dibawa waktu hijrah dari Mekah ke Medinah sampai akhirnya diberikan bersama-sama dengan peralatan perang lain kepada Ali bin Abi Thalib. Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 99 cm. Pegangannya terbuat dari emas dengan bentuk berupa 2 ular dengan berlapiskan emeralds dan pirus. Dekat dengan pegangan itu terdapat Kufic ukiran tulisan Arab berbunyi: ‘Abdallah bin Abd al-Mutalib’.
Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi (Cairo: Hijr, 1312/1992).
Pedang Nabi Muhammad
2.Al Adb
Al-’Adb, nama pedang ini, berarti “memotong” atau “tajam.” Pedang ini dikirim ke para sahabat Nabi Muhammad SAW sesaat sebelum Perang Badar. Dia menggunakan pedang ini di Perang Uhud dan pengikut-pengikutnnya menggunakan pedang ini untuk menunjukkan kesetiaan kepada Nabi Muhammad SAW.
Sekarang pedang ini berada di masjid Husain di Kairo Mesir.
Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi (Cairo: Hijr, 1312/1992).
Pedang Nabi Muhammad
3.Dhu Al Faqar
Dhu Al Faqar adalah sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan pada waktu perang Badr. Dan dilaporkan bahwa Nabi Muhammad SAW memberikan pedang ini kepada Ali bin Abi Thalib, yang kemudian Ali mengembalikannya ketika Perang Uhud dengan bersimbah darah dari tangan dan bahunya, dengan membawa Dhu Al Faqar di tangannya. Banyak sumber mengatakan bahwa pedang ini milik Ali Bin Abi Thalib dan keluarga. Berbentuk blade dengan dua mata.
Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi (Cairo: Hijr, 1312/1992).
Pedang Nabi Muhammad
4.Al Battar
Al Battar adalah sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan dari Banu Qaynaqa. Pedang ini disebut sebagai ‘Pedangnya para nabi’, dan di dalam pedang ini terdapat ukiran tulisan Arab yang berbunyi : ‘Nabi Daud AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Musa AS, Nabi Harun AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Zakaria AS, Nabi Yahya AS, Nabi Isa AS, Nabi Muhammad SAW’. Di dalamnya juga terdapat gambar Nabi Daud AS ketika memotong kepala dari Goliath, orang yang memiliki pedang ini pada awalnya. Di pedang ini juga terdapat tulisan yang diidentifikasi sebagai tulisan Nabataean.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 101 cm. Dikabarkan bahwa ini adalah pedang yang akan digunakan Nabi Isa AS kelak ketika dia turun ke bumi kembali untuk mengalahkan Dajjal.
Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi (Cairo: Hijr, 1312/1992).
Pedang Nabi Muhammad
5.Hatf
Hatf adalah sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan dari Banu Qaynaqa. Dikisahkan bahwa Nabi Daud AS mengambil pedang ‘Al Battar’ dari Goliath sebagai rampasan ketika dia mengalahkan Goliath tersebut pada saat umurnya 20 tahun. Allah SWT memberi kemampuan kepada Nabi Daud AS untuk ‘bekerja’ dengan besi, membuat baju baja, senjata dan alat perang, dan dia juga membuat senjatanya sendiri. Dan Hatf adalah salah satu buatannya, menyerupai Al Battar tetapi lebih besar dari itu. Dia menggunakan pedang ini yang kemudian disimpan oleh suku Levita (suku yang menyimpan senjata-senjata barang Israel) dan akhirnya sampai ke tangan Nabi Muhammad SAW
Sekarang pedang ini berada di Musemum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade, dengan panjang 112 cm dan lebar 8 cm.
Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi (Cairo: Hijr, 1312/1992).
Pedang Nabi Muhammad
6.Al Mikhdham
Ada yang mengabarkan bahwa pedang ini berasal dari Nabi Muhammad SAW yang kemudian diberikan kepada Ali bin Abi Thalib dan diteruskan ke anak-anaknya Ali. Tapi ada kabar lain bahwa pedang ini berasal dari Ali bin Abi Thalib sebagai hasil rampasan pada serangan yang dia pimpin di Syria.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 97 cm, dan mempunyai ukiran tulisan Arab yang berbunyi: ‘Zayn al-Din al-Abidin’.
Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi (Cairo: Hijr, 1312/1992).
Pedang Nabi Muhammad
7.Al Rasub
Ada yang mengatakan bahwa pedang ini dijaga di rumah Nabi Muhammad SAW oleh keluarga dan sanak saudaranya seperti layaknya bahtera (Ark) yang disimpan oleh bangsa Israel
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 140 cm, mempunyai bulatan emas yang didalamnya terdapat ukiran tulisan Arab yang berbunyi: ‘Ja’far al-Sadiq’.
Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi (Cairo: Hijr, 1312/1992).
Pedang Nabi Muhammad
8.Al-Qadib
Al-Qadib berbentuk blade tipis sehingga bisa dikatakan mirip dengan tongkat. Ini adalah pedang untuk pertahanan ketika bepergian, tetapi tidak digunakan untuk peperangan. Ditulis di samping pedang berupa ukiran perak yang berbunyi syahadat: “Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad Rasul Allah – Muhammad bin Abdallah bin Abd al-Mutalib.” Tidak ada indikasi dalam sumber sejarah bahwa pedang ini telah digunakan dalam peperangan. Pedang ini berada di rumah Nabi Muhammad SAW dan kemudian hanya digunakan oleh khalifah Fatimid.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Panjangnya adalah 100 cm dan memiliki sarung berupa kulit hewan yang dicelup.
Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi (Cairo: Hijr, 1312/1992).
Pedang Nabi Muhammad
9.Qal’a
Pedang ini dikenal sebagai “Qal’i” atau “Qul’ay.” Nama yang mungkin berhubungan dengan tempat di Syria atau tempat di dekat India Cina. Ulama negara lain bahwa kata “qal’i” merujuk kepada “timah” atau “timah putih” yang di tambang berbagai lokasi. Pedang ini adalah salah satu dari tiga pedang Nabi Muhammad SAW yang diperoleh sebagai rampasan dari Bani Qaynaqa. Ada juga yang melaporkan bahwa kakek Nabi Muhammad SAW menemukan pedang ini ketika dia menemukan air Zamzam di Mekah.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 100 cm. Didalamnya terdapat ukiran bahasa Arab berbunyi: “Ini adalah pedang mulia dari rumah Nabi Muhammad SAW, Rasul Allah.” Pedang ini berbeda dari yang lain karena pedang ini mempunyai desain berbentuk gelombang.
Foto diambil oleh Muhammad Hasan Muhammad al-Tihami, Suyuf al-Rasul wa ‘uddah harbi-hi (Cairo: Hijr, 1312/1992).
Pedang Nabi Muhammad